Selasa, 21 Juni 2011

Makalah Media Non Proyeksi

PEMBAHASAN

Media yang tidak diproyeksikan
Media yang tidak diproyeksikan adalah media yang ditampilkan tanpa menggunakan bantuan media lain. Adapun contoh dari media ini diantaranya :
2.1 Media realia
Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
Contoh media realia :


2.2 Model
Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
2.3 Media grafis
Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:


2.3.1 Gambar / Foto
Gambar/foto paling umum digunakan. Gambar adalah bentuk benda. Media grafis paling umum digunakan dalam PBM, karena merupakan bahasa yang umum bagi peserta didik. Kemudahan mencerna media grafis karena sifatnya visual konkrit menampilkan objek sesuai dengan bentuk dan wujud aslinya sehingga tidak verbalistik.
Contoh gambar/foto :




Kelebihan media ini adalah:
1. sifatnya konkrit, lebih realistik dibandingkan dengan media verbal
2. dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa saja, baik untuk usia muda maupun tua
3. harganya dan tidak memerlukan peralatan khusus dalam penyampaiannya karena sudah nampak jelas dalam goresan itu.
Kelemahannya adalah gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.







2.3.2 Sketsa
Sketsa merupakan gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
2.3.3 Diagram / Skema
Diagram/skema Merupakan gambar yang sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, secara garis besar dan menunjukkan hubungan antar komponennya atau proses yang ada pada diagram tersebut. Isinya pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Diagram ini untuk menyederhanakan yang komplek-komplek sehingga dapat memperjelas penyajian pesan.
Oleh karena diagram berrsifat:
1. simbolis dan abstrak, kadang-kadang sulit dimengerti
2. untuk dapat membaca diagram diperlukan keahlian khusus dalam bidangnya tentang isi diagram tersebut
3. walaupun sulit dimengerti, karena sifatnya yang padat diagram dapat memperjelas arti.
Ciri-ciri diagram yang baik:
1. benar, diagram rapi dan disertai dengan keterangan yang jelas
2. cukup besar dan ditempatkan secara strategis
3. penyusunannya disesuaikan dengan pola baca yang umum dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan
2.3.4 Bagan / Chart
Bagan / chart menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal. Bagan merupakan media yang berisi tentang gambar-gambar keterangan-keterangan, daftar-daftar dan sebagainya. Bagan digunakan untuk memperagakan pokok-pokok isi bagan secara jelas dan sederhana antara lain: perkembangan, perbandingan, struktur, organisasi, jenis-jenis media bagan antara lain Tree chart, flow chart.


2.3.5 Grafik
Grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.Disusun berdasarkan prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif, grafik merupakan gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau simbol-simbol verbal yang berfungsi untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang saling berhubungan secara singkat dan jelas. Dengan menggunakan grafik kita dapat melakukan analisis dengan cepat, interpretasi dan perbandingan data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan dan arah. Terdapat beberapa macam grafik diantaranya adalah grafik garis, grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik gambar.
2.3.6 Kartun
Suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan secara cepat dan ringkas atau suatu sikap terhadap orang, situasi atau kejadian-kejadian tertentu. Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan diingat serta dimengerti dengan cepat.
2.3.7 Poster
Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya.
2.3.8 Peta dan Globe
Berfungsi untuk menyajikan data-data yang berhubungan dengan lokasi suatu daerah baik berupa keadaan alam, hasil bumi, hasil tambang atau lain sebagainya.
2.3.9 Papan flanel
Papan berlapis kain planel ini dapat berisi gambar atau huruf yang dapat ditempel dan dilepas sesuai kebutuhan, gambar atau huruf tadi dapat melekat pada kain planel karena di bagian bawahnya dilapisi kertas amplas. Papan planel merupakan media visual yang efektif dan mudah untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula.
Kelemahan dan kelebihan papan flanel, yaitu :
Kelemahannya:
1). Walaupun bahan flanel dapat menempel pada sesamanya, tetapi hal ini tidak menjamin pada “bahan yang berat”, karena dapat lepas bila ditempelkan.
2). Bila terkena angin sedikit saja, bahan yang ditempel pada papan flanel tersebut akan berhamburan jatuh.
Kelebihannya:
1) Karena kesederhanaan papan flanel dapat dibuat sendiri oleh guru.
2) Dapat dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti.
3) Dapat memusatkan perhartian siswa terhadap suatu masalah yang dibicarakan
4) Dapat menghemat waktu pembelajaran karena segala sesuatunya sudah dipersiapkan dan peserta didik dapat melihat sendiri secara langsung.
2.3.10 Papan Buletin.
Papan ini tidak dilapisi oleh kain planel, tetapi langsung ditempeli gambar atau tulisan. Papan ini berfungsi untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Media visual lainnya seperti gambar, poster, sketsa atau diagram dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan buletin.





BAB III
PEMELIHARAAN MEDIA VISUAL NON PROYEKSI

Salah satu kelemahan dalam penggunaan visual non proyeksi di kelas adalah bahwa mereka mudah kotor atau rusak ketika berpindah tangan dari satu murid ke murid yang lain. Display yang berulang-ulang, penyimpanan dan pencarian kembali juga mengakibatkan kerusakan dan robek. Mounting (penempelan) dan laminating adalah dua teknik penmeliharaan yang paling efektif, dan dapat mempengaruhi efektivitas visual proyeksi pengajaran.
1. Penempelan

Menempel visual nonproyeksi diatas kertas konstruksi, kardus, atau materi lainnya agar lebih awet. Warna materi penyusun sebaiknya tidak lebih menarik daripada visualnya. Efek total dari penyusunan anda adalah rapi dan nyaman dilihat.
Berbagai macam lem, semen dan pasta tersedia untuk tujuan penyusunan. Saat digunakan sesuai dengan petunjuk, hampir semuanya efektif. Akan tetapi beberapa lem putih, mungkin menyebabkan kerutan pada gambar apabila perekatnya sudah kering, khususnya jika digunakan dengan kekuatan penuh
.
Rubber Cement Mounting (Penempelan Dengan Semen Karet). Salah satu perekat yang paling umum digunakan untuk tujuan menempel adalah semen kertas. Hal ini mudah digunakan dan lebih bersih daripada lem cair lainnya. Kelebihan semen dapat dengan mudah dihapus, dan harganya murah. Keuntungan yang kedua adalah bahwa kualitas perekat dari semen karet cenderung berkurang dalam periode waktu tertentu. Sentuhan yang terus menerus dengan udara kering pada akhirnya dapat membuatnya kehilangan cengkeramannya.
2. Dry mounting (Penempelan Kering).
Penempelan kering mempergunakan sebuah kertas yang dibuat secara khusus yang diisi dengan perekat yang peka terhadap panas. Kertas ini tersedia dalam lembaran dan roll. Jaringan penempel kering mengikat bahan penopang dengan bagian belakang materi. Press dry-mount digunakan untuk memberikan panas dan tekanan yang dibutuhkan untuk mengaktivasi perekat jaringan. Prosesnya berjalan dengan cepat dan bersih, dan menghasilkan penempelan yang permanent dan berkualitas.
Salah satu kelemahan dari dry mounting adalah harganya yang relatif mahal. Akan tetapi ada kemungkinan untuk men – dry mount tanpa press dry-mount dengan menggunakan setrika rumah tangga biasa.
3. Laminating
Laminating melindungi visual dari kerusakan dan robekan dengan menutupnya menggunakan sebuah plastik yang bersih atau permukaan seperti plastik. Laminating membantu melindungi visual dari robek, goresan dan jari yang lembab. Permukaan yang kotor dapat dibersihkan dengan kain yang basah.
Laminating juga memungkinkan anda untuk menulis diatas visual anda dengan pensil lemak atau pena yang dapat larut dalam air untuk tujuan pengajaran. Kemudian tulisan itu dapat dengan mudah dihapus dengan kain atau spons basah. Laminating dapat dikerjakan dengan sebuha press dry mount.
4. Pengarsipan dan Penyimpanan
Anda akan mengetahui bahwa memiliki system untuk pengarsipan, penyimpanan dan pemerolehan kembali visual nonproyeksi anda akan sangat berguna. Sifat dari sistem pengarsipan yang anda gunakan akan tergantung kepada jumlah visual non proyeksi dalam kumpulan anda dan cara penggunaannya. System pengarsipan yang paling sederhana biasanya meliputi pengelompokkan bahan-bahan menurut unit pengajaran dimana hal itu digunakan. Selain system pengarsipan yang dapat berfungsi dan wadah penyimpanan yang berukuran tepat, anda seharusnya memiliki tempat yang bersih dan jauh dari jangkauan untuk menyimpan visual anda saat mereka tidak digunakan. Lokasi penyimpanan dapat berkisar dari laci built-in yang luas atau lemari arsip sampai kardus sederhana atau karton.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Ada banyak media yang dapat dijadikan sebagai media pengajaran, salah satunya media visual non proyeksi. Dengan media ini kita dapat menyampaikan materi kepada siswa dengan mudah, dan biayanya pun relatif murah dibandingkan media-media yang lainnya.

4.2 Saran
Penulis mengharapkan agar semua yang disajikan pada tulisan ini dapat diterima dan bermanfaat untuk semuanya. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Ringkasan terjemahan Chapter 4 Technology and Media Facilitating learning . www .
prenhall.com/smaldino, di akses tanggal 30 Maret 2011.
http://edu-articles.com/berbagai-jenis-media-pembelajaran/, di akses tanggal 30 Maret 2011
Brown, H. Douglas. 1994. Principles of Language Learning and Teaching, Prentice Hall
Regents: New Jersey.
Davis, Ben. 1991. Teaching with Media, a paper presented at Technology and Education
Conference in Athens, Greece.
Elliot, Stephen N. et al,. 1996. Educational Psychology. Brown and Benchmark: Dubuque,
lowa.
Hubbard, Peter et al. 1983. A Training Course for TEFL, Oxford University Press: Oxford.
Hunter, Lawrence. 1996. CALL: its Scope and Limits, The Internet TESL Journal, Vol. II,
No. 6, June 1996, http://www.aitech.ac.jp/~iteslj/
Idris, Nuny S. 1999. Ragam Media Dalam Pembelajaran BIPA. A Paper presented at
KIPBIPA III, Bandung.
http://www.blogger.com/feeds/2754832685471863545/posts/default oleh : Purwiro Harjati
Read more: http://a2i3s-c0ol.blogspot.com/2008/10/media-Pembelajaran.html
Ali, Mohammad, 2007. Teori & Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar.

Makalah Media Audio

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Media Audio

Yang dimaksud dengan Media Dengar (Media Audio) adalah alat media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran saja. Pada penggalan ini berturut-turut dibahas Media Dengar yaitu Radio Rekaman Suara (Audio Cassete Tape Recorder). media pembelajaran, adalah suara-suara ataupun bunyi yang berkaitan dengan materi pembelajaran direkam dengan menggunakan alat perekam suara, kemudian hasil perekaman tersebut diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.
Media Audio Menurut sadiman ( 2005:49 ) adalah media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal ( ke dalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal.
Sedangkan menurut sudjana dan Rivai ( 2003 :129 ) Media Audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar - mengajar

Media audio mempunyai sifat yang khas, yaitu:
• Hanya mengandalkan suara (indera pendengaran)
• Personal
• Cenderung satu arah
• Mampu menggugah imaginasi

Kaitannya dengan audio sebagai media pembelajaran , dapat disimpulkan bahwa Media Audio Pembelajaran yaitu sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau rangkaian pesan materi pembelajaran melalui suara - suara ataupun bunyi yang direkam menggunakan alat perekam suara , kemudian diperdengarkan kembali kepada peserta didik dengan menggunakan sebuah alat pemutarnya.

2.2 Fungsi Media Audio
Fungsi media audio menurut Arsyad ( 2003 : 44 ) beliau mengutip pendapat sudjana dan Rivai ( 1991 : 130 ) adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang berhubungan dengan aspek – aspek keterampilan pendengaran, yang dapat dicapai dengan media audio ialah berupa :
 Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
 Mengikuti pengarahan.
 Melatih daya analisis.
 Menentukan arti dan konteks.
 Memilah informasi dan gagasan.
 Merangkum , mengingat kembali dan menggali informasi.

Fungsi lain dari Media Audio adalah sebagi alat Bantu bagi para pendidik, karena sifatnya hanya sekedar membantu, maka dalam pemamfaatannya memerlukan bantuan metode atau media lain, sehingga pengalaman dan pengetahuan siap dimiliki oleh pendengar yang akan membantu keberhasilan.
Selain itu juga Sudjana (2005 : 129 ) menambahkan pemanfaatan fungsi Media Audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam :
 Pengajaran musik literaty ( pembacaan sajak ) , dan kegiatan dokumentasi.
 Pengajaran Bahasa Asing , baik secara Audio ataupun secara Audio Visual.
 Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
 Paket – paket untuk berbagai jenis materi , yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.


2.3 Manfaat Media Audio
Pada uraian sebelumnya telah dikemukakan tentang manfaat (sisi positif) dari media audio. Sebagaimana media Radio, media audio juga merupakan media pembelajaran yang sifatnya searah, sehingga jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik tidak bisa langsung bertanya.
Namun demikian, karena sifatnya rekaman, maka jika ada sesuatu yang kurang jelas peserta didik dapat memutarnya kembali secara berulang-ulang di mana saja dan kapan saja, sampai akhirnya peserta didik dapat memperoleh kejelasan tentang materi yang sedang mereka pelajari.

Untuk mengatasi kelemahan ini maka perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
- Materi yang ada di progam Audio maupun Radio hendaknya mampu memotivasi agar peserta didik tertarik untuk mendengarkannya sampai selesai. Sehubungan dengan hal ini unsur menghibur perlu diperhatikan tentunya, agar peserta didik tidak bosan dan senang mendengarkannya sampai program selesai.
- Adanya jadwal atau acara tatap muka, yaitu pertemuan antara pendidik dengan peserta didiknya guna mendiskusikan berbagai kesulitan yang ditemui dalam mempelajari materi pembelajaran yang dikemas dalam Media Audio.


2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Media Audio
2.4.1 Kelebihan Media Audio
Kelebihan Media Audio , Sadiman ( 2005 : 50 ) , adalah :
 Harga murah dan variasi program lebih banyak dari pada TV.
 Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
 Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
 Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
 Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa.






Kelebihan lainnya dari Media Audio, Sadiman ( 2005 : 51 ) , yaitu :
 Dapat menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar tergantikan.
 Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
 Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
 Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Kelebihan Media Audio, Arsyad ( 2003 : 45 ) , adalah :
 Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah
dijangkau oleh masyarakat.
 Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan
dapat berada ditempat secara bersamaan.
 Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.
 Rekaman dapat digunakan sendiri sebagai alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji dan berpidato.
 Dalam pengoperasiannya relatif sangat mudah.





2.4.2 Kekurangan Media Audio
Kekurangan Media Audio, Arsyad( 2003 : 46 ) , adalah :
• Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan atau informasi tersebut berada ditengah – tengah pita, apalagi jika radio, tape tidak memiliki angka – angka penentuan putaran.
• Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda.
Sedangkan menurut Rivai ( 2005 : 131 ) penggunaan Media Audio dalam dunia pengajaran memiliki kekurangan antara lain :
• Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
• Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
• Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan pembendaharaan kata – kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
• Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah
mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
• Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa maka akan terjadi kesalah pahaman.

2.5 Pengenalan Beberapa Media Audio
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa – peristiwa penting dan baru, masalah – masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif. Media ini juga mampu merangsang partisipasi aktif bagi si pendengar.


1.1 Kekurangan media radio:
• Hanya selintas
• Hanya mengandalkan suara
• Tidak dapat diulang
• Cenderung satu arah

1.2 Kekuatan media radio:
• Personal
• Cepat
• Jangkauan luas
• Imajinatif
• Sederhana
• Murah dan mudah
• Siaran langsung

2. Kaset – Audio
Disini khusus membahas kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Memiliki keuntungan yaitu merupakan media yang ekonomis dan praktis, karena biaya pengadaan dan perawatan sangat murah dan mudah didapatkan.

3. Alat perekam magnetic
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu alat elektronik yang mampu merekam suara secara manual dan merupakan salah satu media yang memiliki peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Alat ini sangat cocok digunakan sebagai media pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Macam – macam alat penyimpanan File Audio antara lain :
• Piringan Hitam (PH).
Alat penyimpan file audio ( modern ) yang pertama ditemukan adalah piringan hitam. Ia memiliki pena bergetar yang berfungsi untuk menghasilkan bunyi/suara dari sebuahdisc. Alat yang diperlukan untuk memutar piringan hitam adalah Gramophone.

• Kaset
Kaset adalah alat penyimpan file audio yang berbentuk pita kaset. Setiap pita kaset mampu menyimpan file audio yang berdurasi sekitar 1 jam di setiap sisinya. Kualitas suaranya cukup baik. Penurunan kualitas suara dapat terjadi jika pita kaset rusak, jamuran, kotor dan lain-lain. Alat untuk memutar kaset bisa berupa radio tape, tape deck atau bisa juga diputar dengan menggunakan walkman.

• CD dan DVD
CD ( Compact Disc ) dan juga DVD ( Digital Compact Disc ) adalah sebuah media
penyimpanan file audio yang dibuat untuk merampingkan sistem penyimpanannya. Selain ramping, keduanya memiliki kemampuan menyimpan file yang lebih banyak jika dibandingkan dengan pita kaset. Kualitas suara yang dihasilkan juga lebih bagus. Kualitas suara akan menurun atau bahkan hilang jika permukaandisc tergores, kotor, berjamur atau mengalami kerusakan lainnya. Alat yang diperlukan untuk memutar CD atau DVD audio adalah CD player dan atau DVD player.

• (MP3)
MP3 merupakan salah satu bentuk (format) penyimpanan file audio digital yang dianggap popular saat iini. Disamping ukuran filenya yang lebih kecil, MP3 juga memberikan kualitas suara yang lebih bagus jika dibandingkan dengan CD audio. alat untuk memutar MP3 adalah MP3 player. Selain itu MP3 juga bisa diputar dengan iPod. iPod adalah salah satu merk dari serangkaian alat pemutar media digital yang dirancang, dikembangkan dan dipasarkan oleh Apple Computer.

• Audio Digital (WAV)
WAV atau Waveform audio format, merupakan salah satu format penyimpanan file audio yang dirancang dan dikembangkan oleh microsoft dan IBM. Perangkat yang diperlukan untuk memutar WAV salah satunya adalah iPod. iPod merupakan salah satu merk sebuah alat pemutar WAV yang dikeluarkan oleh Aplle Computer. Microsoft juga mengeluarkan produk sejenis yang bisa digunakan untuk memutar WAV maupun MP3, dengan merk Zune.



2.6 Prosedur Pembuatan Media Audio
Pembuatan media audio pembelajaran memerlukan beberapa tahapan kegiatan. Tahapan kegiatan tersebut, yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi
Tahapan prosedur pembuatan Media Audio Pembelajaran :
1. Pra Produksi
Kegiatan-kegitan yang dilakukan pada tahapan Pra Produksi yaitu telaah kurikulum dan penulisan naskah.
a. Telaah Kurikulum
- Mengapa harus dilakukan telaah kurikulum?
- Siapa yang melakukan telaah kurikulum?
Dalam mengembangkan media untuk menunjang pembelajaran, semestinya mengacu pada kurikulum. Kurikulum dijadikan sebagai acuan utama, dalam menentukan kompetensi yang akan dimuat untuk diajarkan kepada siswa melalui media audio. sehingga media pembelajaran yang dibuat sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran.
Telaah kurikulum harus dilakukan oleh guru, dikaji oleh ahli materi dan ahli media. peranan Guru adalah menentukan materi dalam media yang dapat mewakili kompetensi yang diharapkan yang akan yang sesuai dengan kompetensi dan jejang pendidikan. Sebagai contoh, materi SD harus ditelaah oleh guru SD, materi SMP ditelaah oleh guru SMP, dan seterusnya.
Peranan ahli materi yaitu untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini.
Peranan ahli media harus mengkaji dan memastikan pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media audio sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media audio secara menarik.

b. Penulisan Naskah
Langkah selanjutnya yaitu penulisan naskah. Naskah ditulis oleh orang yang dianggap mampu untuk menulis naskah audio. Naskah yang ditulis akan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi akan mengkaji kebenaran, kecukupan, dan ketepatan pemilihan aplikasi atau contohnya. Sedangkan ahli media akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut sesuai karakteristik media audio, misalnya pemain, perwatakan, pilihan kata/bahasa, konflik, musik, sound effect, dll.
Tahapan penulisan naskah, yaitu persiapan, penelitian, pengorganisasian informasi, penulisan sinopsis dan treatment, dan skenario/naskah.


2. Produksi
Produksi media audio ini diawali dengan diterimanya naskah oleh team produksi. Setelah itu dilakukan langkah-langkah produksi, yaitu: pembentukan tim produksi, rembug naskah (script conference), Pemilihan pemain (casting), latihan kering, rekaman (recording), editing dan mixing, preview, pembuatan master (mastering).
a. Team Produksi
Produksi media audio ini merupakan kerja bersama(team work), kerja dari sekelompok orang yang memiliki keahlian atau ketrampilan berbeda, sehingga diperlukan koordinasi antar anggota tim sehingga terwujud media audio yang baik, menarik dan komunikatif. Anggota tim tersebut yaitu :
1. Sutradara, orang yang bertanggung jawab atas semua aspek manajemen dan
artistik dari sebuah produksi.
2. Operator, mempersiapkan peralatan rekam dan bertanggung jawab atas hasil perekaman.
3. Teknisi, mengontrol dan memastikan semua peralatan dalam keadaan siap pakai.
4. Penata musik, mempersiapkan musik dan sound effect sesuai dengan
naskah.
5. Editor, melakukan koreksi terhadap hasil rekaman dan melakukan mixing
tutur ( dialog / drama ) dengan musik dan sound effect yang diperlukan
sesuai naskah.

•b. Rembuk Naskah (Script Conference)
Setelah Sutradara menerima dan mempelajari, kemudian dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi tidak terjadi kesalahan yang fatal.
c. Pemilihan Pemain (Casting)
Setelah rembuk naskah dilakukan, langkah selanjutnya yaitu pemilihan pemain. Pemain disini adalah orang yang akan memerankan tokoh dalam naskah. Pemilihan pemain yang baik, sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut dalam naskah akan membuat media audio bagus dan menarik.
d. Latihan Kering
Latihan kering maksudnya, para pemain diberi kesempatan untuk mempelajari naskah dan berlatih sebelum rekaman, agar mereka benar-benar paham akan isi pesan, alur cerita dan peran masing-masing dalam naskah tersebut. Hal ini untuk menghindari banyak kesalahan pada saat rekaman.
e. Rekaman(Recording)
Rekaman adalah proses pengambilan suara dari masing-masing pemain. Sutradara adalah pengendali sepenuhnya jalannya rekaman. Sutradara bertanggung jawab atas kualitas hasil rekaman.
f. Editing dan Mixing
Editing: maksudnya adalah membuang atau memotong kata-kata salah yang dianggap tidak perlu atau juga menambah efek, misalnya echo.
Mixing: maksudnya mencampur atau menambah musik, background, dan soundeffect sehingga media audio lebih terkesan menarik.
g. Preview
Preview adalah kegiatan evaluasi terhadap hasil produksi. Preview ini dilakukan oleh tim yang melibatkan pengkaji materi, pengkaji media, dan sutradara sebagai penanggung jawab produksinya. Evaluasi terhadap hasil produksi ini ditinjau dari segi materi dan media. Dari segi materi misalnya ketepatan pengucapan. Tinjauan media, misalnya ketepatan penggunaan musik, efek suara (sound effect), kualitas suara, meliputi ada tidaknya noise, kestabilan volume. Jika hasil produksi belum dinyatakan layak, maka harus dilakukan perbaikan sesuai dengan masukan tim preview.
h. Pembuatan Master Audio Pembelajaran (Mastering)
Menyimpan atau merekam hasil produksi media audio pembelajaran ini dalam kaset, CD, atau media penyimpanan lainnya. Master media audio pembelajaran ini yang kemudian akan dijadikan master jika diperlukan penggandaan.

2.7 Cara Penggunaan Media Audio
Dalam pembuatan atau penggunaan media ada beberapa peralatan pokok yang harus diperhatikan yaitu : mikrofon, alat perekam (recorder ), alat pemutar hasil rekaman (player), alat penyampur sumber suara (mixer) dan beberapa fasilitas lainnya yang diperlukan, Rivai ( 2005 : 152 ).
Langkah–langkah untuk mempersiapkan Media Audio, Arsyad (2003:46 ) adalah :
a) Mempersiapkan diri
b) Mempersiapkan kesiapan siswa
c) Mendiskusikan membahas materi program audio.
d) Mendengarkan materi audio yang akan dibahas.
Sedangkan menurut, Sudjana ( 2005 : 130 ) langkah – langkah yang harus
dipersiapkan dalam menggunakan media audio meliputi tiga hal, yaitu :
a) Langkah persiapan meliputi : persiapan dalam merencanakan,
memberikan pengarahan terhadap siswa mengenai ide – ide yang sulit, menentukan sasaran dan periksa peralatan.
b) Langkah penyajian meliputi : menyajikan waktu yang tepat, mengatur situasi ruangan, berikan motivasi untuk siswa.
c) Tindak lanjut.
Teknik penggunaan rekaman menurut, Hamalik ( 1994 : 103 ) antara lain :
a) Kelas harus dibawa kearah belajar mendengarkan rekaman secara aktif
b) Guru hendaknya mengenal dan memahami rekaman tersebut
c) Menguasai penggunaan rekaman dan cakap mempergunakan rekaman
dalam belajar.
d) Kegiatan lanjutan.

Teknik dalam perekaman radio pendidikan, Sudjana ( 2005: 139 ), mengusulkan hal – hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
a) Pilih subjek atau tema yang menarik dan mengundang perhatian mereka.
b) Tentukan garis- garis besar cerita atau membuat synopsis.
c) Tentukan pemain, pelaku, penangungjawab dan sebagainya.
d) Adakan latihan diluar studio untuk melatih penjiwaan mereka.
e) Pilih sound effect yang sesuai, kemudian coba rekam dan adakan revisi.













BAB III
PENUTUP

III. 1. Kesimpulan
Media pembelajaran Audio sebagai alat komunikasi antara pengajar dan peserta didik sehingga proses belajar pembelajaran lebih efektif dan efisien.
Dengan menggunakan media audio secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Sehingga menimbulkan gairah belajar, memungkinkan interaksi langsung antara siswa, lingkungan, kenyataan, dan memungkinkan siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya.
Penggunaan media audio dalam pembelajaran dapat membantu anak dalam memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Penggunaan media visual pembelajaran dapat mempermudah siswa dalam memahami sesuatu yang abstrak menjadi lebih konkrit.

III. 2. Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pembaca bahwa Media Audio merupakan salah satu metode pengajaran Matematika yang bisa kita berikan kepada siswa, tapi dalam aplikasinya tidak semua materi pembelajaran Matematika bisa menggunakan media audio.





DAFTAR PUSTAKA
Komunitas Teknologi Informasi Indonesia ”,http://indocommiit.com 4/18/2008
“Internet Radio”,http://en.wikipedia.org/wiki/internet_rqdio 4/18/2008 2.20 PM
“Rivalitas zune dan iPod”,http:// fistonita.net , 4/18/2008
Romi Satria Wahono,Mengenal Radio Internet,http://RomiSatriaWahono.Net ,February 4th, 2006
WAV: Waveform Audio Format,http://id. wik ipedia.org/ wiki/WAF/
AudioDigital,http://id.wikipedia.org/wiki/Audiodigital/iPod,http://id.wikipedia.org/wiki/iPod/Waldopo Drs. M.Pd. “Teknik Menulis Naskah Untuk Program Audio
Pembelajaran”, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Komunikasi
Pendidikan, Jakarta, 2006.
Pemanfaatan Media Audio dan Radio Untuk Pendidikan,
Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikandan Kebudayaan, Jakarta, 2003
Ade Koesnandar, Drs. M.Pd. “Dasar-Dasar Program Audio”, Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, 1999.
“Helps with Windows Sound Recorder”, http://www.myComm.net , 20/02/2009
“Sound System ”,http://e-dukasi.net, 20/02/2009
Waldopo Drs. M.Pd. “Teknik Menulis Naskah Untuk Program Audio Pembelajaran”, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Komunikasi Pendidikan, Jakarta, 2006

Makalah Media Slide

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Slide
Slide(film bingkai) adalah suatu film transparansi yang berukuran 35mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton dan plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Jumlah film bingkai yang akan ditayangkan untuk suatu program tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama penayangan atau panjangnya program sangat bervariasi. Program visual dapat dikombinasikan dengan suara yang dikenal dengan film bingkai bersuara.
Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar antara 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar yang bervariasi dari 10 sampai 100 buah lebih. Berbeda dengan gambar yang disertai suara rekaman waktu tayangannya sudah tertentu, gambar yang tidak disertai suara dapat ditayangkan seberapa lama pun sesuai dengan kebutuhan dan isi pesan dan informasi yang ingin disampaikan melalui gambar tersebut.

1.2 Pembuatan Slide oleh Guru dan Siswa
Keunggulan umum slide sebagai media pembelajaran, adalah mempermudahkan bagi guru dan siswa mereduksikannya. Kamera medern sangat sederhana operasinya, sehingga banyak fotografer amatir dapat memperoleh hasil yang bagus. Untuk membuat slide kamu dapat mengikuti prosedur yang sama, tetapi mengganti film slide untuk menghasilkan cetakan. Sama dengan semua bahan-bahan produksi di tempat itu, slide yang dibuat oleh guru dan siswa telah disiapkan, dan secara kredibilitas kekurangannya lebih terjadi pada bahan-bahan umum.¬

1.3 Menghasilkan “Tampilan Slide” dengan Fotografi Digital
Sistem kamera digital secara cepat menggantikan film fotografi konvensional. Kamera digital telah dengan cepat menempatkan dirinya dalam dunia komputer. Secara luas dia digunakan untuk menangkap gambar, untuk disatukan ke dalam dokumen, yang dihasilkan oleh persentation software atau dekstop publishing. Image dibuat dengan teknologi yang dapat disusun dalam rangkaian dan ditunjukkan pada layar komputer sebaik yang ditunjukkan slide.

1.4 Menghasilkan Slide dengan sistem Pengkopian gambar
Banyak kamera dengan single-lens reflex (SLR) memiliki kombinasi zoom (pembesar) dan lensa mikro. Kita dapat mengambil gambar secara dekat menggunakan jarak makro, sehingga memudahkan kamu untuk mengkopi visual flat seperti peta, diagram, ilustrasi, dan obyek kecil tiga dimensi. Untuk memotret materi-materi itu, sematkan pada dinding atau tempatkan di atas permukaan yang horizontal.

1.5 Menghasilkan Slide dengan Komputer
Secara tradisional, slide telah dibuat dengan menagmbil gambar orang, benda-benda atau image yang digambarkaan dengan uraian pada seniman. Komputer-komputer sekarang memberikan kemampuan dalam pembangunan image grafis yang dapat menjadi sebuah slide. Ada program software yang secara khusus disesuaikan untuk menghasilkan image dengan resolusi sangat tinggi, ketajaman dan kejelasannya didefinisikan sebagai foto-foto.
Kualitas yang tinggi dihasilkan dengan mudah, dan penggunaannya yang fleksibel, membuat komputer ini menjadi populer dalam dunia pelatihan, dimana mereka digunakan untuk mempersiapkan sistem dan modul pembelajaran sendiri. Efek suara ditemukan untuk memberikan pengaruh sekuat mungkin pada video sebagai bagian dari hasil karya.

1.6 Prinsip Dasar Membuat Slide
Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipenuhi ketika membuat slide. Jika hal ini dilakukan, maka slide akan menjalankan fungsinya sebagai alat bantu, bukan sebagai pengganggu yang mengalihkan perhatian audiens dari presentasi itu sendiri.
Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut :
1. Simpel
Slide yang simpel, sederhana, dan tepat sasaran adalah yang terbaik. Dengan slide seperti ini, Anda punya banyak keleluasaan untuk memberikan penjelasan. Semakin rumit sebuah slide, maka audiens akan membutuhkan tambahan waktu hanya untuk mengerti slide tersebut. Dan bisa jadi kesulitan Anda dalam menjelaskan slide tersebut menjadi pengganggu presentasi.
2. Perlu atau Tidak ?
Untuk setiap lembar slide yang akan dibuat, tanyakan pada diri Anda apakah slide tersebut perlu? Apakah cukup 5 slide saja daripada 10 slide? Apakah slide yang satu dan yang lainnya dapat digabungkan? Apakah slide ini dapat digantikan dengan penjelasan singkat kepada audiens? Sering-seringlah mempertanyakan hal ini dan Anda hanya akan membuat slide yang benar-benar efektif dan efisien.
3. Latar belakang dan Font mudah dibaca
Dengan beragamnya latar belakang slide yang dapat Anda gunakan dan ribuan font yang tersedia, ada kalanya kita tergoda untuk bereksperimen dengan bermacam pilihan. Hal tersebut boleh-boleh saja selama kombinasi latar belakang dan font yang digunakan mudah dibaca oleh audiens. Dalam beberapa training presentasi yang banyak kita temukan, banyak yang menganjurkan background biru gelap dengan font berwarna kuning dengan alasan kontras yang baik dan tidak cepat melelahkan mata. Tapi ada juga yang sering menggunakan background berwarna terang dengan teks yang gelap.
Untuk pemilihan font disarankan maksimum 2 dalam sebuah slide dan bahkan dalam keseluruhan presentasi Anda. Mengapa demikian? Semakin banyak font maka semakin lelah audiens ketika melihatnya. Selain itu font yang terlalu banyak membuat audiens bingung terhadap konsistensi presentasi Anda dan hubungan antara slide yang satu dengan slide berikutnya. Font yang baik untuk presentasi adalah yang tidak menggunakan banyak hiasan pada ujung hurufnya seperti: Arial, Verdana, Trebuchet. Font yang menggunakan hiasan dapat digunakan sebagai judul slide atau teks-teks pendukung yang bukan merupakan body text.
4. Maksimum 7 baris teks
Jika Anda menjelaskan beberapa item dalam format bullet point, pastikan jumlahnya tidak lebih dari 7 dalam sebuah slide. Mengapa? Jumlah yang banyak akan membuat font menjadi lebih kecil sehingga sulit dibaca. Selain itu, bukankah slide digunakan sebagai ringkasan? Karenanya jika ada item yang lebih dari 7, usahakan dikurangi dan ringkaskan.
5. Gambar, grafik, dan diagram
Dalam presentasi, Anda akan mengandalkan kemampuan presentasi Anda sendiri dibantu slide presentasi sebagai pendamping. Ada satu kekuatan yang dimiliki slide yang tidak ada pada presenter paling handal sekalipun yakni menjelaskan sesuatu dengan gambar. Ya, sebuah gambar yang tepat dapat mewakili ribuan kata jika harus dijelaskan. Karenanya manfaatkan dan gunakan gambar, grafik maupun diagram.
Gambar yang dipakai dalam slide harus relevan dengan isinya dan membantu memahami presentasi dalam konteks yang Anda harapkan. Jangan malah mengalihkan perhatian audiens ketika mereka bingung menghubungkan antara maksud gambar yang tampil dengan isi presentasi Anda.
Penggunaan grafik juga perlu perhatian sendiri. Ada berbagai jenis grafik mulai dari bar, pie chart, line, dan kombinasinya. Pemilihan jenis grafik yang benar akan memberikan dampak besar pada kemudahan audiens untuk mengerti isi presentasi Anda. Grafik bar adalah paling umum dan cocok digunakan untuk menjelaskan pertumbuhan dalam kurun waktu tertentu. Grafik pie cocok untuk menjelaskan perbandingan proporsi antara beberapa hal yang dibandingkan. Karena bentuknya seperti kue yang bulat, audiens dengan mudah bisa membuat asosiasi besar kue untuk membandingkan antara satu hal dengan lainnya. Grafik line cocok untuk menggambarkan trend perbandingan beberapa item sekaligus. Untuk penggunaan grafik ini, saya akan coba mengulasnya secara lebih mendalam.
Adapun diagram akan sangat membantu ketika Anda menjelaskan langkah-langkah proses kerja dan hubungannya satu sama lain. Manfaakan hal ini untuk memudahkan audiens memahami bagian yang sulit dari presentasi.
6. Gunakan kombinasi warna yang cukup
Keunggulan lainnya dari slide adalah Anda dapat menggunakan berbagai pilihan warna. Gunakan beberapa warna yang memiliki kontras cukup dan konsisten dalam slide Anda. Jangan gunakan warna yang berbeda-beda di setiap slide karena akan sangat mengganggu dan membuat Anda tampil tidak profesional.
1.7 Penggunaan Slide
Penggunaan slide pada dasarnya adalah sebagai alat bantu presentasi, bukan presentasi itu sendiri. Karenanya perlu dibedakan antara peran slide sebagai alat bantu dan peran Anda sebagai presenter. Sebagai alat bantu, slide dibutuhkan untuk menjelaskan sesuatu yang akan cukup sulit jika harus dijelaskan dengan kata-kata. Seperti idiom yang populer mengatakan sebuah gambar bisa mewakili seribu kata-kata. Slide juga membantu memberikan ringkasan dari apa yang disampaikan sehingga lebih mudah dipahami oleh audiens. Selain itu lewat slide kita dapat memberi gambaran sebuah trend, perbandingan, dan penekanan yang agak sulit kalau harus menggunakan kata-kata.

1.8 Kekurangan dan Kelebihan
Kekurangannya :
1. Gambar dan grafik visual yang disajikan tidak bergerak sehingga daya tariknya tidak sekuat dengan televisi atau film. Oleh karena itu, visualisasi objek atau proses yang bergerak akan kurang efektif bila disajikan melalui media film bingkai.
2. Film bingkai terlepas-lepas, dan ini merupakan suatu titik keunggulan sekaligus kelemahannya, karena memerlukan perhatian untuk penyimpanannya agar film-film bingkai itu tidak saling tercecer.
3. Meskipun biaya produksinya tidak terlalu mahal, film bingkai masih memerlukan biaya lebih besar daripada pembuatan media foto, gambar, grafik yang tidak diproyeksikan.
Kelebihannya :
1. Urutan gambar (film bingkai) dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
2. Isi pelajaran yang sama yang terdapat dalam gambar-gambar film bingkai dapat disebarkan dan digunakan di berbagai tempat secara bersamaan.
3. Gambar pada film bingkai tertentu dapat ditayangkan lebih lama dan dengan demikian dapat menarik perhatian dan membangun persepsi siswa yang sama terhadap konsep atau pesan yang ingin disampaikan.
4. Film bingkai dapat ditayangkan pada ruangan masih terang (tidak perlu benar-benar gelap). Jika tidak terdapat layar khusus, dinding pun dapat dijadikan tempat proyeksi gambar.
5. Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang ilmu kepada kelompok atau perorangan dengan usia yang tiada terbatas.
6. Film bingkai dapat digunakan sendiri atau digabung dengan suara / rekaman. Baik film bingkai bersuara maupun yang tidak, dapat diubah.
7. Film bingkai dapat menyajikan peristiwa masa lalu atau peristiwa di tempat lain. Di samping itu, dengan film bingkai, objek yang besar, berbahaya, atau terlalu kecil untuk dilihat dengan mata dapat ditayangkan dengan jelas.

1.9 Cara Membuat SLIDE SHOW Photo/Gambar Dengan Ulead Video Studio
- Buka program Ulead Video Studio yang sudah diinstall (Video Studio Editor).
- Ada beberapa bagian utama di bagian atas layar yaitu Capture, Edit, Effect, Overlay, Title, Audio dan Share.
- Pilih Yang Edit.- Pada bagian Edit anda dapat melihat ada 3 bagian utama yaitu :
1. Storyboard View
Untuk melihat semua daftar photo/gambar yang anda masukan ke dalam program ini secara Thumbnail (kelihatan besar besar). Pencet tombol ENLARGE untuk lebih memperbesar.
2. Time Line View
Bagian ini terdapat beberapa bagian yaitu :
a. Video Track (tempat memasukan photo/gambar utama)
b. Overlay Track (tempat memasukan gambar untuk digabungkan dalam 1 layar)
c. Title Track (tempat memasukan tulisan)
d. Voice Track (tempat memasukan suara berupa rekaman langsung)
e. Music Track (tempat memasukan suara berupa file musik dan sebagainya)
3. Audio View
Untuk merubah file suara yaitu :
- Untuk tutorial ini silahkan pilih yang nomor 2 atau Time Line View.
- Masukan semua file dengan cara klick kanan pada Track Track yang tadi saya sebutkan.
- Untuk lebih jelasnya ikuti langkah langkah berikut ini:
- Masukan semua file photo/gambar yang ingin dibuat Slideshownya dengan cara klick kanan pada bagian track video. Lalu pilih INSERT IMAGE.
- Masukan lagu yang anda inginkan ke dalam VOICE TRACK jika ingin merekam secara langsung atau masukan lagu ke dalam MUSIC TRACK jika ingin mengambilnya dari dalam komputer anda.
- Pilih Menu Effect untuk menambahkan effect tertentu.
- Pilih salah satu dari Transisi atau animasi perpindahan gambar dari gambar satu ke yang lainnya. Lalu drag kearah photo/gambar anda.
- Untuk menghapus transisi tadi tinggal dihapus dari Video Track (warnanya kuning).
- Untuk menambah Effect pada photo/gambar pilih Video Filter pada menu Effect tadi. Lalu pilih Effect video yang disediakan beserta variasinya kemudian Tibankan atau Drag ke arah photo/gambar yang anda inginkan.
- Jika ingin menghapus Effect tersebut dari photo/gambar tekanlah tombol ”X” atau Delete yang ada pada bagian Attributte.
- Langkah selanjutnya adalah membuat tulisan. Pilih Menu Title untuk menambahkan Tulisan tertentu pada photo/gambar anda.
- Pilih salah satu bentuk tulisan yang disediakan kemudian Tibankan atau Drag ke photo/gambar anda.
- Gantilah tulisan asli dari tulisan yang ditibankan ke photo/gambar tadi menjadi tulisan yang anda inginkan.
- Jika ingin menghapus tulisan tersebut dari photo/gambar anda bisa langsung membuangnya dari Title Track.
- Setelah Slideshow selesai dibuat pilihlah menu SHARE.
- disini ada beberapa pilihan untuk tahap penyelesaian yaitu:
1. Create Video File (untuk menyimpan Slideshow tersebut ke dalam komputer beserta suaranya)
2. Create Sound File (untuk menyimpan ke dalam komputer hanya musiknya saja)
3. Create Disc (untuk menyimpan hasil Slideshow ke dalam CD)
4. Export To Mobile Device (untuk memasukan Slideshow tersebut ke dalam Handphone)
5. Project Playback (untuk menjalankan hasil Slideshow yang sudah anda buat)
6. DV Recording (untuk merekam Slideshow anda ke DV)
7. Share Video Online (untuk menyebarkan Slideshow anda ke Internet)
- Pilih salah satu dari pilihan tersebut (lebih baik pilih yang CREATE VIDEO FILE). Maka Slideshow anda akan diproses lalu disimpan kedalam komputer dan siap untuk dipakai
















BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Bahwasannya media slide digunakan untuk mempermudah dalam penyampaian m,ateri kepada siswa. Media slide memungkinkan pengguna untuk membuat animasi, presentasi interaktif dengan gerakan dan vidio, biasanya menggunakan perangkat lunak seperti powerpoint.

Saran
Penulis mengharapkan agar semua yang disajikan pada tulisan ini dapat diterima dan bermanfaat untuk semuanya. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.
























Daftar Pustaka

Website :
www.google.com//slide

Makalah OHP

PEMBAHASAN

A. Pengertian OverHead Proyektor (OHP)
Sebuah proyektor overhead adalah varian dari proyektor slide yang digunakan untuk menampilkan gambar ke penonton.
Seperti gambar dibawah ini :
.
B. Sejarah Overhead Proyektor
Proyektor overhead pertama digunakan untuk pekerjaan polisi identifikasi. Itu menggunakan plastik roll atas panggung 9-inch memungkinkan karakteristik wajah akan berguling di atas panggung. Para Angkatan Darat Amerika Serikat pada 1945 adalah yang pertama untuk menggunakannya dalam jumlah untuk pelatihan sebagai Perang Dunia II Hal ini mulai banyak digunakan di sekolah-sekolah dan bisnis di akhir 1950-an dan awal 1960-an. Sebuah produsen utama dari proyektor overhead pada masa awal ini adalah perusahaan 3M . Sebagai permintaan untuk proyektor tumbuh, Buhl Industri didirikan pada tahun 1953, dan menjadi kontributor terkemuka AS untuk perbaikan beberapa optik untuk lensa proyektor overhead dan proyeksi. Pada tahun 1957, Serikat Serikat pertama di Federal Aid untuk Pendidikan Program mendorong penjualan overhead yang tetap tinggi sampai akhir 1990-an dan ke dalam abad ke-21.
C. Mekanisme Overhead Proyektor (OHP)
Proyektor overhead biasanya terdiri dari sebuah kotak besar berisi sebuah lampu yang sangat terang dan kipas untuk mendinginkannya. Di atas kotak itu, biasanya pada lengan panjang, adalah cermin dan lensa yang memfokuskan dan meneruskan cahaya sampai ke depan bukan. Transparansi ditempatkan di atas lensa untuk ditampilkan. Cahaya dari lampu bergerak melalui transparansi dan menjadi cermin di mana ia bersinar maju ke sebuah layar untuk ditampilkan. Cermin ini memungkinkan baik presenter dan audiens untuk melihat gambar pada saat yang sama, presenter memandangi transparansi seolah-olah menulis, penonton melihat ke depan di layar. Tinggi cermin ini dapat disesuaikan, baik fokus gambar dan membuat gambar lebih besar atau lebih kecil tergantung pada seberapa dekat proyektor ini ke layar.
Focal-panjang
Overhead Proyektor berkualitas lebih baik menawarkan roda penyesuaian atau sekrup di tubuh proyektor, untuk memindahkan lampu menuju atau menjauh dari lensa fresnel. Ketika cermin di atas lensa tersebut akan dipindahkan terlalu tinggi atau terlalu rendah, bergerak keluar dari jarak fokus terbaik untuk gambar merata putih, menghasilkan gambar diproyeksikan dengan baik warna biru atau coklat fringing di sekitar tepi luar layar.. Memutar roda bergerak penyesuaian lampu untuk memperbaiki jarak fokus dan mengembalikan citra diproyeksikan semua-putih.
Pencerahan
Teknologi lampu proyektor overhead biasanya sangat sederhana dibandingkan dengan LCD proyektor DLP modern atau video. Sebagian besar biaya sangat tinggi menggunakan daya lampu halogen yang mungkin mengkonsumsi hingga 750 watt belum menghasilkan gambar, cukup redup menguning. Sebuah blower tinggi aliran diperlukan untuk menjaga bola dari mencair sendiri karena output panas. Lebih jauh, panas yang sangat biasanya menyebabkan lampu halogen gagal cepat, sering berlangsung kurang dari 100 jam sebelum gagal dan membutuhkan pengganti. Sebuah LCD modern atau DLP menggunakan lampu busur yang lebih tinggi kemanjuran bercahaya dan berlangsung selama ribuan jam. Sebuah negatif ke LCD / teknologi DLP adalah waktu pemanasan diperlukan untuk lampu busur, tapi itu yang pada gilirannya instan-lampu halogen bahwa mungkin merupakan faktor terbesar dalam kecepatan tinggi mereka gagal.
Proyektor overhead yang lebih tua menggunakan lampu tubuh tabung kuarsa hanya mengandung filamen, yang dipasang di atas sebuah mangkuk reflektor berbentuk dipoles. Namun karena lampu itu digantung di atas dan di luar reflektor, sejumlah besar cahaya itu, ia dilemparkan ke samping proyektor di dalam tubuh yang terbuang dan memerlukan lampu yang sangat besar untuk pencahayaan layar yang cukup. Proyektor yang lebih baru menggunakan lampu terpadu dan perakitan reflektor berbentuk kerucut yang memungkinkan lampu yang akan terletak jauh di dalam reflektor agar cahaya lebih fokus terhadap lensa fresnel, memungkinkan untuk lampu bawah kekuasaan. Inovasi paling baru untuk proyektor overhead yang terintegrasi dengan lampu / reflektor adalah swap-cepat dual-lampu kontrol, yang memungkinkan dua lampu yang harus diinstal di dalam rongganya proyektor bergerak. Jika salah satu lampu gagal selama presentasi, presenter hanya dapat pindah tuas untuk geser ke posisi cadangan dan lanjutkan dengan presentasi, tanpa perlu membuka unit proyeksi atau menunggu bola gagal dingin sebelum baterai dipasang kembali.

D. Penggunaan Overhead Proyektor dalam Pendidikan
Proyektor overhead memfasilitasi lingkungan yang interaktif yang mudah murah bagi para pendidik. Bahan Pengajaran dapat pra-dicetak pada lembaran plastik, dimana pendidik secara langsung dapat menulis dengan menggunakan pena non-permanen, warna menandai dicuci.. Hal ini menghemat waktu, karena transparansi dapat pra-cetak dan digunakan berulang-ulang, daripada bahan setelah menulis secara manual sebelum setiap kelas.
Overhead ini biasanya ditempatkan pada ketinggian yang nyaman untuk menulis pendidik dan memungkinkan pendidik untuk menghadapi kelas, memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara siswa dan guru. Fitur pembesaran proyektor itu memungkinkan pendidik untuk menulis dalam skrip kecil yang nyaman di posisi penulisan alam daripada penulisan dalam tulisan terlalu besar di papan tulis dan harus terus-menerus memegang tangan di udara untuk menulis di papan tulis. Ketika lembar transparansi penuh tertulis atau ditarik materi, itu hanya dapat diganti dengan lembar, baru baru dengan bahan lebih pra-dicetak, lagi menghemat waktu kelas vs papan tulis yang perlu dihapus dan bahan pengajaran ditulis oleh pendidik . Setelah periode kelas, transparansi dapat dengan mudah dikembalikan ke keadaan semula tidak digunakan mereka dengan membasuh dengan sabun dan air.
Penurunan penggunaan
Overhead proyektor pernah menjadi fixture umum di sebagian besar ruang kelas dan ruang pertemuan bisnis, tetapi sekarang secara perlahan digantikan oleh kamera dokumen, berdedikasi sistem proyeksi komputer dan papan tulis interaktif. Sistem tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat animasi, presentasi interaktif dengan gerakan dan video, biasanya menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft PowerPoint.
Alasan utama untuk penggantian bertahap ini adalah penggunaan tertanam dalam komputasi teknologi dalam masyarakat modern dan ketidakmampuan biaya overhead untuk dengan mudah mendukung permintaan pengguna fitur yang modern. Sementara overhead yang dapat menampilkan gambar statis cukup baik, itu berkinerja buruk di menampilkan gambar bergerak. Panel LCD menampilkan video yang pernah digunakan telah jatuh dari nikmat karena resolusi yang terbatas dan relatif redup, fuzzy gambar yang dihasilkan oleh biaya overhead.
Standar pengguna juga meningkat, sehingga remang-remang suatu, proyeksi overhead fuzzy yang terlalu terang di tengahnya dan terlalu redup di sekeliling tepi tidak lagi diterima. Fokus optik, linieritas, kecerahan dan overhead suatu kejelasan umumnya tidak dapat cocok dengan itu dari sebuah proyektor video terutama karena lensa fresnel plastik, yang hanya bisa mendekati apa yang biasanya menjadi kaca lensa yang sangat besar dan berat. Video proyektor menggunakan mekanisme gambar generasi sangat kecil, memungkinkan untuk optik presisi yang jauh melebihi lensa fresnel plastik kinerja optik. Mereka juga termasuk Optik tambahan yang menghilangkan hotspot di tengah layar tepat di atas sumber cahaya, sehingga terangnya adalah seragam di mana-mana pada layar proyeksi.
Kritikus merasa bahwa ada beberapa downsides sebagai teknologi ini lebih rentan terhadap kegagalan dan memiliki kurva belajar lebih curam untuk pengguna dari proyektor overhead standar. Sementara sistem proyeksi komputer menghilangkan kebutuhan untuk menciptakan transparansi hard copy (yang bisa sangat mahal, terutama jika dibuat dalam warna) dari tampilan slide presentasi, presenter banyak membuat baik dalam hal perangkat keras komputer gagal Selanjutnya, proyektor overhead memungkinkan int
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebuah Proyektor Overhead adalah varian dari proyektor slide yang digunakan untuk menampilkan gambar ke penonton.
Proyektor overhead biasanya terdiri dari sebuah kotak besar berisi sebuah lampu yang sangat terang dan kipas untuk mendinginkannya. Di atas kotak itu, biasanya pada lengan panjang, adalah cermin dan lensa yang memfokuskan dan meneruskan cahaya sampai ke depan bukan. Transparansi ditempatkan di atas lensa untuk ditampilkan. Cahaya dari lampu bergerak melalui transparansi dan menjadi cermin di mana ia bersinar maju ke sebuah layar untuk ditampilkan. Cermin ini memungkinkan baik presenter dan audiens untuk melihat gambar pada saat yang sama, presenter memandangi transparansi seolah-olah menulis, penonton melihat ke depan di layar. Tinggi cermin ini dapat disesuaikan, baik fokus gambar dan membuat gambar lebih besar atau lebih kecil tergantung pada seberapa dekat proyektor ini ke layar.
Proyektor overhead memfasilitasi lingkungan yang interaktif yang mudah murah bagi para pendidik. Bahan Pengajaran dapat pra-dicetak pada lembaran plastik, dimana pendidik secara langsung dapat menulis dengan menggunakan pena non-permanen, warna menandai dicuci.. Hal ini menghemat waktu, karena transparansi dapat pra-cetak dan digunakan berulang-ulang, daripada bahan setelah menulis secara manual sebelum setiap kelas.
Overhead ini biasanya ditempatkan pada ketinggian yang nyaman untuk menulis pendidik dan memungkinkan pendidik untuk menghadapi kelas, memfasilitasi komunikasi yang lebih baik antara siswa dan guru. Fitur pembesaran proyektor itu memungkinkan pendidik untuk menulis dalam skrip kecil yang nyaman di posisi penulisan alam daripada penulisan dalam tulisan terlalu besar di papan tulis dan harus terus-menerus memegang tangan di udara untuk menulis di papan tulis. Ketika lembar transparansi penuh tertulis atau ditarik materi, itu hanya dapat diganti dengan lembar, baru baru dengan bahan lebih pra-dicetak, lagi menghemat waktu kelas vs papan tulis yang perlu dihapus dan bahan pengajaran ditulis oleh pendidik . Setelah periode kelas, transparansi dapat dengan mudah dikembalikan ke keadaan semula tidak digunakan mereka dengan membasuh dengan sabun dan air.



















PENUTUP

Kesimpulan
Bahwasannya Proyektor overhead sangat diperlukan dalam menyampaikan materi disekolah agar dapat mempermudah dan memfasilitasi lingkungan yang interaktif yang murah bagi para pendidik. Namun di era yang semakin maju baik teknologi dan informasi ini, maka di sebagian besar pendidikan dan pertemuan bisnis, lebih memilih menggunakan kamera dokumen, berdedikasi sistem proyeksi komputer dan papan tulis interaktif. Sistem tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat animasi, presentasi interaktif dengan gerakan dan video, biasanya menggunakan perangkat lunak seperti Microsoft PowerPoint.

Saran
Penulis mengharapkan agar semua yang disajikan pada tulisan ini dapat diterima dan bermanfaat untuk semuanya. Mohon maaf apabila banyak kesalahan dalam penulisan makalah ini.

















Daftar Pustaka

Website :
www.google.com//OverheadProyektor

Makalah Media Pembelajaran

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Cukup banyak batasan yang dibuat orang. Asosiasi Teknologi Pendidikan misalnya mengatakan bahwa media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyampaikan pesan atau informasi.
Secara garisa besar media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap (Gerlach dan Ely 1971). Gagne dan Briggs (1975) secara implicit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televise, dan computer. Gagne (1978) mengartikan media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara Heinich dan Russell (1989) mengartikan media sebagai saluran untuk komunikasi yang berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” yang digunakan untuk menyalurkan informasi antara pengirim dan penerima. Dari batasan-batasan itu dapat kita rumuskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Secara harafiah media berarti perantara atau pengantar Accociation for education and communication technologi (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakaan untuk proses penyaluran informasi (Zaenal, 1984:35).
Sadiman media mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (1993:6).
Gagne (dalam Sadiman dkk, 1993:1), menyatakaan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya. Siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Di jelaskan pula oleh Raharjo (1989:25), bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, dan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pelajaran dengan lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran sangat beragam. Secara garis besar media dapat dikategorikan menjadi empat macam, yaitu media visual, media media dengar, media proyeksi (proyected still), dan proyected motion media (royak dan Zukarnaen dalam Zaenudin, 1984:3).

2. Teori Landasan
Dalam proses belajar mengajar, ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
Landasan filosofis, ada suatu pandangan, bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media hasil teknologi baru di dalam kelas, akan berakibat proses pembelajaran yang kurang manusiawi. Dengan kata lain, penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Benarkah pendapat tersebut? Bukankah dengan adanya berbagai media pembelajaran justru siswa dapat mempunyai banyak pilihan untuk digunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya? Dengan kata lain, siswa dihargai harkat kemanusiaannya diberi kebebasan untuk menentukan pilihan, baik cara maupun alat belajar sesuai dengan kemampuannya. Dengan demikian, penerapan teknologi tidak berarti dehumanisasi.
Landasan psikologis, dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar. Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar, memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal agar proses pembelajaran dapat berangsung secara efektif.
Landasan teknologis. Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan, pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan sumber belajar. Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunyai tujuan dan terkontrol. Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah dilakukan dalam bentuk:
Kesatuan komponen-komponen sistem pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi, dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi: Pengalaman langsung yang bertujuan, Pengalaman tiruan yang diatur, Pengalaman dramatisasi, demonstrasi, karyawisata, pameran, televise, film, Radio, audio, tape recorder,dan gambar diam, Simbul visual, sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-omponen ini termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
Landasan empiris. Temuan-temuan penelitian menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapat keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya. Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih memperoleh keuntungan bila pembelajaran menggunakan media visual, seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang memiliki tipe belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika menggunakan media audio-visual. Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar kesukaan guru, tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara karakteristik pebelajar, karakteristik materi pelajaran, dan karakteristik media itu sendiri.
Menurut Bruner (1996:10-11) ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu:
a. Pengalaman langsung (enactive), adalah siswa mengerjakan, misalnya arti kata ‘simpul’ dipahami dengan langsung membuat ‘simpul’.
b. Pengalaman pictorial/gambar (iconic), pada tahap ini kata ‘simpul’ dipelajari dari gambar, lukisan, foto atau film.
c. Pengalaman abstrak (symbolic), pada tahap ini, siswa membaca atau membaca kata ‘simpul’ dan mencoba mencocokkannya dengan pengalamannya membuat ‘simpul’.

3. Ciri-ciri Media Pendidikan
Gerlach dan Erly (1971) mengemukakan tiga cirri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu atau kurang efisien melakukannya.
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestariakan, dan merekontruksi sutau peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kajian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu di tranportasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian yang telah direkam dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat. Peristiwa yang kejadiannya hanya sekali dalam satu waktu dapat diabadikan dan disusun kembali untuk keperluan pembelajaran.

b. Ciri Manipulatif (Manipulatif Property)
Transpormasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memamakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Di samping dapat dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat menayangkan kembali hasil suatu rekaman video.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian ditranpormasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada jumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relative sama mengenai kejadian itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara berulang-ulang di suatu tempat.

2.2 Fungsi dan Manfaat Media Pendidikan
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru membagkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
a. Fungsi atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b. Fungsi afektif
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
c. Fungsi kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambing visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d. Fungsi kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu:
 Memotivasi minat atau tindakan
 Menyajikan informasi
 Memberi intruksi

Menurut Kemp & Dalton (1985:3-4) meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimaannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pengajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukan manfaat dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut:
 Penyampaian pembelajaran menjadi lebih baku
 Pembelajaran bisa lebih menarik
 Pembelajaran menjadi lebih interaktif
 Waktu belajar dapat dipersingkat
 Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
 Pembelajaran dapat diberikan kapan dan di mana diinginkan
 Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan
 Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.

Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merrincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
 Meletakkan dasar-dasar konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
 Memperbesar perhatian siswa.
 Meletakkan dassar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
 Memberikan pengalaman yang nyata dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
 Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
 Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
 Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.

2.3 Beberapa Pengenalan Tentang Media
Dalam perkembangannya media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:
a. Teknologi cetak
Adalah cara untuk menghasilkan atau mencapaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi fotografik dan reproduksi. Teknologi cetak memiliki ciri-ciri berikut:
 Teks dibaca secara linear, sedangkan visual diamati berdasarkan ruang;
 Baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif;
 Teks dan visual ditampilkan statis;
 Pengembangannya sangat tergantung pada kepada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual;
 Baik teks maupun visual berorientasi pada siswa;
 Informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai.

b. Teknologi audio-visual
Cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut;
 Bersifat linear
 Menyajikan visual yang dinamis
 Digunakan dengan cara yang telah diterapkan sebelumnya oleh perancang
 Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak
 Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif
 Umumnya mereka berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.

c. Teknologi berbasis komputer
Merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Pada dasarnya teknologi berbasis komputer menggunakan layer kaca untuk menyajikan informasi kepada siswa.
d. Teknologi gabungan
Adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan oleh komputer.
Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi oleh Seels dan Glasgow yang dikutip Arsyad (2006:33) dibagi ke dalam dua kategari luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
Pemilihan media secara tradisional, meliputi:
a. Visual diam yang diproyeksikan (proyeksi tak tembus pandang, proyeksi overhead, slide, (filmstrips).
b. Visual yang tak diproyeksikan (gambar, poster, foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu/flanel)
c. Audio (rekaman piringan hitam dan pita kaset)
d. Penyajian multimedia (slide plus suara, paduan gambar-suara, dan multi image)
e. Visual dinamis yang diproyeksikan (film, televisi, video).
f. Cetak (buku teks, modul, teks terprogram, buku kerja, majalah berkala, lembaran lepas atau hand-out).
g. Permainan (teka-teki, simulasi, permainan papan).
h. Realia (model, specimen/contoh, manipulatif (peta, globe, boneka).

Pemilihan media secara mutakhir, meliputi:
a. Media berbasis telekomunikasi (teleconference dan telelecture)
b. Media berbasis mikro prosesor ( pembelajaran berbantuan komputer, permainan komputer, pembelajaran interaktif, hypermedia, dan compact video disc).

Pengelompokan media yang banyak dianut oleh para pengelola pendidikan adalah seperti yang disampaikan oleh Kemp dan Dayton (1985). Oleh mereka, media dikelompokkan dalam delapan jenis, yaitu:
1. Media cetak,
2. Media pajang,
3. Overhead transparacies (OHT) dan Overhead Projector (OHP),
4. Rekaman audiotape,
5. Slide dan filmstrip,
6. Penyajian multi-image,
7. Rekaman video dan film, dan
8. Komputer.

2.4 Pemilihan Media
Media yang akan digunakan dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Pada kenyataannya di lapangan menunjukan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain;
a. Media yang sudah di kenal
b. Media dapat menggambarkan dengan lebih baik dari dirinya sendiri
c. Media dapat menarik minat dan perhatian siswa

Dari segi teori belajar, berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu mendapat pertimbangan dalam pemilihan dan penggunaan media dalah sebagai berikut;

a. Motivasi
b. Perbedaan individual
c. Tujuan pembelajaran
d. Organisasi isi
e. Persiapan sebelum belajar
f. Emosi g. Partisipasi
h. Umpan balik
i. Penguatan
j. Latihan dan pengulangan
k. Penerapan

2.5 Pengembangan Media
1. Media Visual
Visualisme pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar, sketsa, grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih.
Tataan elemen-elemen itu harus dapat menampilkan visual yang dapat dimengerti, dapat dibaca, dan dapat menarik perhatian sehingga ia mampu menyampaikan pesan yang diinginkan oleh penggunanya.
Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip-prinsip desain tertentu, antara lain prinsip:
 Kesederhanan
Secar umum kesederhaan itu mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu.
 Keterpaduan
Mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
 Penekanan
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mengkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa.

 Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.

Unsur-unsur visual yang harus dipertimbangkan selanjutnya adalah sebagai berikut:
 Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan perhatian.
 Garis
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur sehingga dapat menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
 Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus.
 Warna
Warna merupakan unsur visual yang penting, tetapi ia harus digunakan dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik.

2. Media Audio-visual
Media audio dan audio-visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah dan terjangkau. Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi.
Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat digunakan untuk:
 Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar;
 Mengatur dan mempersiapkan diskusi
 Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa;
 Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan.



3. Media Komputer
Kemajuan teknologi komputer sejak muncul pada tahun 1950-an hingga tahun 1960-an sangat lamban. Namun sejak tahun 1975 ketika ditemukan prosesor kecil keadaan tersebut berubah secara dramatis. Pengembangan prosesor kecil it uterus berlangsung hingga kini yang bukan saja ukurannya lebih kecil tetapi juga kemampuannya semangkin besar—kemampuan menangani informasi dan intruksi yang hampir tiada terbatas dengan kecepatan yang semakin tinggi.
a. Tutorial
Program pembelajaran tutorial dengan bantuan komputer meniru sistem tutor yang dilakuka oleh guru atau instruktur. Informasi atau pesan berupa suatu konsep disajikan di layar kompute dengan teks, gambar, atau grafik.
b. Drills and Practice(Latihan)
Latihan untuk mempermahir keterampilan atau memperkuat penguasan konsep dapat dilakukan dengan modus drills and practice.
c. Simulasi
Simulasi dengan bantuan komputer mencoba untuk menyamai proses dinamis yang terjadi di dunia nyata, misalnya siswa menggunakan komputer untuk mensimulasikan menerbangkan pesawat terbang.
d. Permainan Intruksional
Program permainan yang dirancang dengan baik dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Permainan intruksional yang berhasil menggabungkan aksi-aksi permainan video dan keterampilan penggunaan papan ketik pada komputer.
e. Faktor Pendukung Keberhasilan
Keberhasilan penggunaan komputer dalam pengajaran amat tergantung pada berbagai faktor seperti proses kognitif dan motivasi belaj





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Secara garisa besar media adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
2. Dalam proses belajar mengajar, ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan empiris.
3. Fungsi media pendidikan menurut Levie & Lentz adalah fungsi atensi, afektif, kognitif, kompensatoris.
4. Beberapa pengenalan tentang media diantaranya, media trsdisional dan mutakhir.
5. Pemilihan media pembelajaran diantaranya adalah Motivasi, perbedaan individual, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, pengutan, latihan dan pengulangan, dan penerapan.
6. Pengembangan media visual, audio-visual, dan komputer dapat kita lihat pada semkain berkembangnya teknologi.

3.2 Saran
Dari pembahasan diatas, kami berharap para pendidik dapat menggunakan media pembelajaran yang telah berkembang pada pendidikan, supaya anak didik tidak ketinggalan, dan tidak bosan dengan pelajaran-pelajaran yang mereka terima.








DAFTAR PUSTAKA


Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bahri, Jdamarah Syaipudin dan Aswan Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Harjanto. 1996. Perencanan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

www.media Pendidikan.com. diakses pada hari sabtu, 27 Februari 2011. pukul 11.30 WIB.

Kamis, 02 Juni 2011

10 Hewan yang Masuk Surga



1.Untanya Nabi Saleh,
Mereka menambah lagi, “Cuba kamu keluarkan seekor unta dari batu besar itu,” kata mereka sambil menunjuk ke arah sebuah batu besar sambil tersenyum sinis. Mereka juga telah menerangkan sifat-sifat unta yang dikehendaki.
Kaum Tsamud cukup yakin bahawa Nabi Saleh tidak mampu memenuhi permintaan mereka itu. Sebaliknya Nabi Saleh menjawab dengan tenang.
“Baiklah, sekiranya aku dapat memenuhi permintaan kamu itu, adakah kamu akan beriman kepada Allah dan menerima ajaranku? Adakah kamu akan mengaku bahawa aku adalah utusan Allah?”
“Baiklah, kami akan beriman kepada Allah dan akan menerima segala ajaran kamu,” jawab mereka.
Setelah satu persetujuan dimeterai, maka Nabi Saleh telah menunaikan solat. Baginda memohon kepada Allah agar mengkabulkan permintaannya seperti yang dituntut oleh kaum Tsamud. Baginda juga berdoa semoga kaum itu akan kembali ke jalan yang benar selepas melihat bukti tersebut.
Allah Maha Berkuasa. Dengan sekelip mata sahaja Allah telah mengkabulkan doa Nabi Saleh. Batu besar tadi telah merekah dan terbelah. Lalu keluarlah seekor unta betina yang besar. Unta itu mempunyai semua sifat yang disebutkan oleh kaum Tsamud.
Maka, tercenganglah semua kaum Tsamud yang melihat kejadian itu. Sebahagian daripada mereka mula mengakui kenabian Nabi Saleh. Salah seorang daripada mereka ialah seorang pemimpin kaum Tsamud yang bernama Junda bin Amru. Akan tetapi, sebahagian yang lain masih enggan beriman. Mereka tetap degil dan sombong.
2.Anak Sapinya Nabi Ibrahim,
kalo yang ini saya gak dapet kisahnya towers,
cuma pas saya cari dapet potongan surah adz-dzariyat
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaama". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal." Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan." (Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak).” (QS. Adz Dzariyat: 24-30)
3.Kambing Gibasnya Nabi Ismail,
...Nabi Ibrahim yang dikatakan memiliki kekuatan 40 kali manusia biasa, dengan pisau yang tajam, maka menyembelih anaknya (Ismail) dan Allah melihat kepatuhan Ibrahim, maka Allah mengirimkan malaikat Jibril untuk menggantikan posisi Ismail dengan kambing gibasy yang gemuk, dengan sekejab saja, ternyata yang putus kepalanya adalah kepala kambing gibasy itu dan Ismailpun diselamatkan oleh Malaikat Jibril atas perintah Allah SWT. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Wa Lillaahi Hamd. Dari peristiwa itu telah menjadi syari’at ummat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam untuk melaksanakan ibadah qurban...
4.Sapinya Nabi Musa,
..Tatkala Nabi Musa menyampaikan cara yg diwahyukan oleh Allah itu kpd kaumnya ia ditertawakan dan diejek krn akal mereka tidak dapat menerima bhw hal yg sedemikian itu boleh terjadi. Mereka lupa bhw Allah telah berkali-kali menunjukkan kekuasaan-Nya melalui mukjizat yg diberikan kpd Musa yg kadang kala bahkan lebih hebat dan lebih sukar utk diterima oleh akal manusia berbanding mukjizat yg mereka hadapi dlm peristiwa pembunuhan pewaris itu.
Berkata mereka kpd Musa secara mengejek: "Apakah dgn cara yg engkau usulkan itu, engkau bermaksud hendak menjadikan kami bahan ejekan dan tertawaan org? Akan tetapi kalau memang cara yg engkau usulkan itu adalah wahyu, maka cubalah tanya kpd Tuhanmu, sapi betina atau jantankah yg harus kami sembelih? Dan apakah sifat-sifatnya serta warna kulitnya agar kami tidak dapat salah memilih sapi yg harus kami sembelih?"
Musa menjawab: "Menurut petunjuk Allah, yg harus disembelih itu ialah sapi betina berwarna kuning tua, belum pernah dipakai utk membajak tanah atau mengairi tanaman tidak cacat dan tidak pula ada belangnya."
Kemudian dikirimkanlah org ke pelosok desa dan kampung-kampung mencari sapi yg dimaksudkan itu yg akhirnya diketemukannya pd seorg anak yatim piatu yg memiliki sapi itu sebagai satu-satunya harta peninggalan ayahnya serta menjadi satu-satunya sumber nafkah hidupnya. Ayah anak yatim itu adalah seorg fakir miskin yg soleh, ahli ibadah yg tekun yg pada saat mendekati waktu wafatnya, berdoalah kpd Allah memohon perlindungan bagi putera tunggalnya yg tidak dapat meninggalkan warisan apa-apa baginya selain seekor sapi itu. Maka berkat doa ayah yg soleh itu terjuallah sapi si anak yatim itu dgn harga yg berlipat ganda krn memenuhi syarat dan sifat-sifat yg diisyaratkan oleh Musa utk disembelih.
Setelah disembelih sapi yg dibeli dari anak yatim itu, diambillah lidahnya oleh Nabi Musa, lalu dipukulkannya pada tubuh mayat, yg seketika bangunlah ia hidup kembali dgn izin Allah, menceritakan kpd Nabi Musa dan para pengikutnya bagaimana ia telah dibunuh oleh saudara-saudara sepupunya sendiri.
Demikianlah mukjizat Allah yg kesekian kalinya diperlihatkan kpd Bani Israil yg keras kepala dan keras hati itu namun belum juga dapat menghilangkan sifat-sifat congkak dan membangkang mereka atau mengikis-habis bibit-bibit syirik dan kufur yg masih melekat pada dada dan hati mereka...
5.Ikan Yang Memakan Nabi Yunus,
...Kemudian Nabi Yunus AS menaiki kapal yang dipenuhi penumpang dan muatan. Ketika mereka berada di tengah-tengah lautan maka kepal itu miring dan hampir tenggelam, dimana mereka harus mengambil salah satu keputusan antara mereka tetap berada di kapal semuanya dengan resiko mengalami kebinasaan; atau membuang sebagian dari mereka agar kapal itu menjadi ringan dan menyelamatkan sisanya. Akhirnya mereka memilih jalan yang terakhir setelah menemui kesepakatan di antara mereka. Kemudian mereka melakukan pengundian dan sejumlah penumpang terkena undian tersebut termasuk di dalamnya Nabi Yunus AS, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “… kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah untuk undian.” (Ash-Shaffat: 141).
Yakni ia termasuk dari orang-orang yang kalah dalam undian tersebut. Kemudian mereka pun melemparkannya ke laut, serta seekor ikan besar menelannya, akan tetapi tidak sampai mematahkan tulangnya dan merobek dagingnya.
Ketika Nabi Yunus AS berada di dalam perut ikan, maka dalam keadaan gelap (dalam perut ikan) ia berseru, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiya’: 87). Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada ikan itu supaya memuntahkan Nabi Yunus AS di daerah yang tandus.
Nabi Yunus AS keluar dari perut ikan tersebut bagaikan anak burung yang baru keluar dari telur (baru menetas) karena saking lemahnya. Kemudian Allah Ta’ala mengasihinya dan menumbuhkan sebuah pohon dari jenis pohon labu baginya, dimana pohon itu meneduhinya, sehingga ia kuat kembali.
Kemudian Allah SWT memerintahkan Nabi Yunus AS supaya kembali ke kaumnya, agar ia mengajari dan menyeru mereka, dan penduduk negeri itu memenuhi seruannya sebanyak seratus ribu orang atau lebih, dimana mereka beriman, sehingga Kami karuniakan kepada mereka keni’matan hidup sehingga batas waktu tertentu...
6.Khimarnya Nabi Uzair,
..Uzair bangun dari kematian yang dijalaninya selama seratus tahun. Matanya mulai memandang apa yang ada di sekelilingnya lalu ia melihat kuburan di sekitarnya. Ia mengingat-ingat bahawa ia telah tertidur. Ia kembali dari kebunnya ke desa lalu tertidur di kuburan itu. Inilah peristiwa yang dialaminya. Matahari bersiap-siap untuk tenggelam sementara ia masih tertidur di waktu Dzuhur. Uzair berkata dalam dirinya: Aku tertidur cukup lama. Barangkali sejak Dzuhur sampai Maghrib. Malaikat yang diutus oleh Allah s.w.t membangunkannya dan bertanya: "Berapa lama kamu tinggal di sini?"
Malaikat bertanya kepadanya: "Berapa jam engkau tidur?" Uzair menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Malaikat yang mulia itu berkata kepadanya: "Sebenarnya kamu tinggal di sini selama seratus tahun lamanya. " Engkau tidur selama seratus tahun. Allah s.w.t mematikanmu lalu menghidupkanmu agar engkau mengetahui jawapan dari pertanyaanmu ketika engkau merasa heran dari kebangkitan yang dialami oleh orang-orang yang mati. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa sehingga tumbuhlah keimanan pada dirinya terhadap kekuasaan al-Khaliq (Sang Pencipta). Malaikat berkata sambil menunjuk makanan Uzair: "Lihatlah kepada makanan dan minumanmu yang belum berubah."
Uzair melihat buah tin itu lalu ia mendapatinya seperti semula di mana warnanya tidak berubah dan rasanya pun tidak berubah. Telah berlalu seratus tahun tetapi bagaimana mungkin makanan itu tidak berubah? Lalu Uzair melihat piring yang di situ ia memeras buah anggur dan meletakkan di dalamnya roti yang kering, dan ia mendapatinya seperti semula di mana minuman anggur itu masih layak untuk diminum dan roti pun masih tampak seperti semula, di mana kerasnya dan keringnya roti itu dapat dihilangkan ketika dicampur dengan perasan anggur. Uzair merasakan kehairanan yang luar biasa, bagaimana mungkin seratus tahun terjadi sementara perasan anggur itu tetap seperti semula dan tidak berubah. Malaikat merasa bahawa seakan-akan Uzair masih belum percaya atas apa yang dikatakannya. kerana itu, malaikat menunjuk keldainya sambil berkata: "Dan lihatlah kepada keledaimu itu (yang telah menjadi tulang- belulang)."
Uzair pun melihat ke keldainya tetapi ia tidak mendapati kecuali ia tanah dari tulang-tulang keldainya. Malaikat berkata kepadanya: "Apakah engkau ingin melihat bagaimana Allah s.w.t membangkitkan orang-orang yang mati? Lihatlah ke tanah yang di situ terletak keledaimu." Kemudian malaikat memanggil tulang-tulang keldai itu lalu atom-atom tanah itu memenuhi panggilan malaikat sehingga ia mulai berkumpul dan bergerak dari setiap arah lalu terbentuklah tulang-tulang. Malaikat memerintahkan otot-otot saraf daging untuk bersatu sehingga daging melekat pada tulang-tulang keldai. Sementara itu, Uzair memperhatikan semua proses itu. Akhirnya, terbentuklah tulang dan tumbuh di atasnya kulit dan rambut.
Alhasil, keldai itu kembali seperti semula setelah menjalani kematian. Malaikat memerintahkan agar roh keldai itu kembali kepadanya dan keldai pun bangkit dan berdiri. Ia mulai mengangkat ekornya dan bersuara. Uzair menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah s.w.t tersebut terjadi di depannya. Ia melihat bagaimana mukjizat Allah s.w.t yang berupa kebangkitan orang-orang yang mati setelah mereka menjadi tulang belulang dan tanah. Setelah melihat mukjizat yang terjadi di depannya, Uzair berkata: "Saya yakin bahawa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. "
Uzair bangkit dan menunggangi keldainya menuju desanya. Allah s.w.t berkehendak untuk menjadikan Uzair sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya kepada masyarakat dan mukjizat yang hidup yang menjadi saksi atas kebenaran kebangkitan dan hari kiamat. Uzair memasuki desanya pada waktu Maghrib. Ia tidak percaya melihat perubahan yang terjadi di desanya di mana rumah-rumah dan jalan-jalan sudah berubah, begitu juga manusia dan anak-anak yang ditemuinya. Tak seorang pun di situ yang mengenalinya. sebaliknya, ia pun tidak mengenali mereka. Uzair meninggalkan desanya saat beliau berusia empat puluh tahun dan kembali kepadanya dan usianya masih empat puluh tahun. Tetapi desanya sudah menjalani waktu seratus tahun sehingga rumah-rumah telah hancur dan jalan-jalan pun telah berubah dan wajah-wajah baru menghiasi tempat itu.
7.Semutnya Nabi Sulaiman,
.. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, “hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa karena mendengar perkataan semut itu. Katanya,
“Ya Rabbi, limpahkan kepadaku kurnia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; kurniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh.”
(An-Naml: 16-19)
Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”
“Sebesar biji gandum,” jawabnya.
Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu.
“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.
“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut. “Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahwa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Karena itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”...
8.Burung Hud-Hud Nabi Sulaiman,
Pada suatu ketika, Nabi Sulaiman mengumpulkan dan memeriksa seluruh pengikut-pengikutnya baik dari kalangan manusia, jin dan binatang, termasuk burung-burung. Berdasarkan pemeriksaannya, Nabi tidak melihat burung hud-hud. Karena ketidakhadiran burung hud-hud tersebut, beliau berjanji akan mengazabnya dengan azab yang keras, atau bahkan menyembelihnya. Ternyata, tidak lama kemudian, burung hud-hud datang menghadap Nabi Sulaiman. Burung hud-hud menjelaskan perihal keterlambatannya karena mencari berita tentang adanya seorang wanita yang menjadi pemimpin suatu negara dan dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Atas berita yang dibawa oleh burung hud-hud tersebut, akhirnya Nabi Sulaiman mengunjungi kerajaan Saba yang dipimpin oleh ratu Balqis yang akhirnya masuk Islam dengan dakwah Nabi Sulaiman. Kisah tersebut diabadikan dalam Qur’an Surat An-Naml ayat 22-23.
Kisah tersebut menggambarkan burung hud-hud (sebagai anak buah) yang mempunyai kecerdasan dan kecemerlangan berpikir sehingga pengembaraannya dalam mencari makanan (nafkah) tidak semata untuk tujuan duniawi melainkan untuk penyebaran agama. Burung hud-hud, di antara waktunya, memanfaatkan kesempatan mencari berita dan kabar suatu kaum karena ia berkeinginan untuk menyampaikan risalah Islam kepada mereka. Melalui presentasi burung hud-hud yang gemilang serta keberanian dalam mengemukakan uzur (keterlambatan), Nabi Sulaiman dapat mengajak kaum Saba untuk mentauhidkan Allah.
9.Untanya Nabi Muhammad Saw,
Ketika itu kami bersama Nabi besar Muhammad Saw tengah berada dalam sebuah peperangan. Tiba-tiba datang seekor unta mendekati beliau, lalu untu tersebut berbicara, "Ya Rasulullah, sesungguhnya si fulan (pemilik unta tersebut) telah memanfaatkan tenagaku dari semenjak muda hinga usiaku telah tua seperti sekarang ini. Kini ia malah hendak menyembelihku. Aku berlindung kepadamu dari keinginan si fulan yang hendak menyembelihku."
Mendengar pengaduan sang unta, Rasulullah Saw memanggil sang pemilik unta dan hendak membeli unta tersebut dari pemiliknya. Orang itu malah memberikan unta tersebut kepada beliau.. Unta itu pun dibebaskan oleh Nabi kami Muhammad Saw.
Juga ketika kami tengah bersama Muhammad Saw, tiba-tiba datang seorang Arab pedalaman sambil menuntun untanya. Arab baduy tersebut meminta perlindungan karena tangannya hendak dipotong, akibat kesaksian palsu beberapa orang yang berkata bohong. Kemudian unta itu berbicara dengan Nabi kami Muhammad Saw, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya orang ini tidak bersalah. Para saksi inilah yang telah memberikan pengakuan palsu karena mereka telah dipaksa. Sebenarnya pencuriku adalah seorang Yahudi."
10.Anjingya Ashabul Kahfi,
anjing tersebut berwarna kuning, di surga bentuknya berubah menjadi kambing gibas, ia bernama Qithmir, ada yang mengatakan bernama Tawarum dan ada yang mengatakan bernama Huban.